Video Gallery

    2

Korea

Arsip Blog

Inilah Posisi Doggy Style yang Benar

Khamis, 13 November 2014

Inilah Posisi Doggy Style yang Benar
Seperti telah disampaikan sebelumnya, Metode Shettles menyarankan untuk melakukanposisi doggy style atau hubungan badan dari belakang jika Anda ingin memiliki bayi laki-laki. Lewat posisi ini, sperma akan keluar di dekatserviks di mana cairan vaginanya lebih sesuai untuk spermadengan kromosom Y. Tempat “sperma anak laki-laki” pun punya kesempatan lebih besar untuk bertahan karena perjalanan yang harus mereka tempuh tidak terlalu panjang.

Doggy style sendiri boleh dibilang posisi seks yang paling disukai, karena memberi kesan liar dan seksi. Namun, posisi ini lebih sering dinikmati oleh kaum pria ketimbang wanita. Kita cenderung merasa tak nyaman dengan posisi. Agar Anda bisa ikut menikmati, dan mimpi mendapatkan bayi laki-laki menjadi kenyataan, ketahui posisi doggy style yang benar berikut ini:
Lengkungkan punggung
Pertama-tama, posisi ini memang membutuhkan fisik yang prima karena Anda harus berdiri atau berlutut. Jika memilih gaya berlutut, pastikan punggung Anda melengkung ke bawah, atau dalam pose yoga disebut Cat-Cow Pose. Posisi melengkung inilah yang akan memungkinkan sperma tertampung dengan baik.
Agar tidak pegal
Posisi klasik untuk doggy style adalah berlutut dengan bertumpu pada kedua kaki dan kedua tangan. Namun, sebentar saja posisi ini bisa membuat tubuh Anda kaku. "Banyak perempuan mengeluh lutut mereka jadi perih, atau punggung dan leher mereka jadi pegal," ujar Ava Cadell, PhD, penulis buku Neurolovology . Atasi masalah ini dengan mengangkat lutut Anda, lalu tumpukan pada kaki Anda. Atau, berdiri dan mencondongkan tubuh ke depan ke dinding, atau membungkuk ke meja.
Gunakan bantal
Cara lain untuk menghindari lutut dan punggung yang kaku adalah dengan menyelipkan bantal di bawah perut dan dada Anda. Dengan demikian, Anda punya landasan untuk mengistirahatkan punggung. Bisa juga dengan tidur tengkurap sempurna, namun dengan bantal terselip di bawah pinggang. Posisi ini juga akan menciptakan sudut yang baik bagi pasangan untuk memasuki Anda dari belakang, demikian menurut Sadie Allison, PhD, penulis buku The Mystery of the Undercover Clitoris .
Turunkan pundak
Tidak adil jika hanya suami yang menikmati sesi bercinta melalui posisi ini, kan? Ajaklah suami untuk menyentuh G-spot Anda. Agar ia bisa menyentuhnya, turunkan pundak Anda sedikit, dan jaga agar kepala Anda tetap rendah untuk memberikan kenikmatan maksimal.
Lakukan di depan cermin
Agar posisi ini membuat Anda merasa seksi dan makin bergairah, Allison menyarankan untuk meletakkan cermin di depan Anda berdua. Dengan memandang aksi Anda di depan cermin, Anda dan pasangan bisa mengintip gerakan Anda dari sudut yang lain. Jangan kaget bila hal itu nanti juga akan menyulut Anda untuk beraksi lebih agresif. Tatap mata pasangan Anda, dan lengkungkan tubuh Anda lebih dalam. (Dini Felicitas)
Read Post | ulasan

Mau Punya Momongan? Ini Dia 6 Langkah Tingkatkan Kesuburan Pria

Selasa, 7 Oktober 2014



Setiap pasangan yang telah menikah tentu menginginkan untuk bisa segera memiliki anak. Oleh sebab itu, penting untuk selalu menjaga kesuburan sistem reproduksi, termasuk bagi kaum adam.

Berikut 6 langkah yang bisa dilakukan oleh para calon ayah sejak dini, agar kesuburannya tetap terjaga, seperti telah dirangkum detikHealth dari berbagai sumber pada Selasa (7/10/2014):

1. Tambahkan antioksidan dalam diet
Antioksidan mungkin lebih dikenal dalam 'memerangi' kanker dan penyakit jantung. Namun antioksidan rupanya juga dapat meningkatkan kesuburan pada pria.

Antioksidan merupakan zat yang mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas berupa bahan kimia beracun, radiasi, asap rokok atau polusi.

Nah, ingatlah bahwa sperma juga merupakan sel-sel, sehingga masuk akal bahwa menambahkan antioksidan dalam diet dapat membantu meningkatkan menyehatkan sperma.

Anda bisa mengonsumsi sumber antioksidan seperti tiram, kepiting, kacang-kacangan, paprika merah, kiwi, jeruk, ikan tuna, daging sapi, ayam, sayuran hijau, tomat, aprikot, jeruk, dan semangka.

2. Perhatikan asupan kedelai

Sebuah penelitian dari American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan bahwa konsumsi kacang kedelai dan olahannya secara berlebihan dapat memengaruhi tingkat kesuburan seseorang.

Meskipun demikian, kedelai dapat membantu mencegah timbulnya penyakit seperti kanker prostat. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya mulai memperkirakan seberapa banyak bisa mengonsumsi kedelai perhari.

3. Berhenti merokok

Studi yang mengkaji tentang rokok dan kualitas sperma menemukan bahwa kebiasaan merokok memengaruhi beberapa aspek kesehatan sperma, termasuk jumlah sperma, motilitas atau kemampuan berenangnya, serta bentuk dari sperma itu sendiri.

"Selain itu, perokok dengan jenis kelamin pria juga lebih mungkin memiliki tingkat hormon yang abnormal. Pada akhirnya kondisi ini turut memengaruhi kesuburannya kelak," ujar Dr Rita Bakshi, dari International Fertility Centre, India.

Serupa dengan Bakshi, spesialis andrologi Unit Kesehatan Reproduksi/Andrologi RS AL Dr Ramelan, Surabaya, dr Johannes Soedjono, MKes, SpAnd, juga menyebutkan pengaruh merokok terhadap sperma. "Rokok mengandung radikal bebas yang bisa merusak sperma dan membuat fungsinya mengalami penurunan," ungkapnya kepadadetikHealth beberapa waktu lalu.


4. Jaga area organ intim tetap sejuk

Hati-hati jika Anda sering menggunakan gadget dengan kondisi overheat atau terlalu panas di sekitar daerah genital, misalnya dengan memangku laptop. Sebab bila testis terlalu panas, maka ia cenderung menghasilkan lebih sedikit sperma. Selain itu, sering melakukan sauna atau bak air panas juga menghasilkan efek yang sama pada tubuh.

Selain berhenti menggunakan gadget yang panas di sekitar organ intim, pemilihan celana dalam juga turut mempengaruhi lho.

"Celana dalam yang sehat, bentuk segitiga, boxer atau bentuk lain, harus tidak boleh menekan buah zakar (testis)," jelas dr Andri Wanananda, MS, seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta, kepadadetikHealth.

Menurut dr Andri, celana dalam yang longgar atau tidak terlalu menekan buah zakar bertujuan agar suhu buah zakar tidak terlampau panas. Sebab buah zakar yang terlampau panas bisa mengganggu produksi sperma dalam buah zakar.

5. Berhenti minum minuman beralkohol

Sebuah studi mengungkapkan bahwa mengonsumsi alkohol terlalu banyak dapat menurunkan produksi sperma. Selain itu, bentuk sperma yang dihasilkan juga berubah dan pergerakannya menjadi lebih lambat.

Oleh sebab itu, ada baiknya Anda mulai memperhatikan konsumsi minuman beralkohol sejak saat ini. Hindari sebisa mungkin konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan.


6. Rutin bercinta

Penelitian telah membuktikan bahwa kondisi sperma akan menjadi lebih sehat jika seorang pria rutin bercinta. Berhubungan seks setidaknya sekali seminggu sudah bisa menurunkan kerusakan DNA sperma dari 34 persen menjadi 26 persen, menurut sebuah penelitian di Australia.

"Melakukannya secara rutin tak cuma baik bagi kualitas hubungan Anda berdua, tapi juga baik bagi kesehatan, khususnya bagi sistem respirasi, otot, dan kontrol kandung kemih. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan antidepresan yang baik dan dapat memperbarui energi Anda," ujar Helen Fisher, PhD, dari Rutgers University.

Seperti diketahui, bercinta memiliki beberapa manfaat sehat, di antaranya mampu mencegah flu, mellindungi jantung, membuat awet muda, mengatasi sakit kepala dan meredakan stres. Selain itu, rutin bercinta setiap hari juga dapat melancarkan siklus haid bagi wanita dan produksi sperma bagi pria. detik.com
Read Post | ulasan

Istri Tak Enjoy dan Susah Klimaks, Begini Trik Mengatasinya



Untuk urusan ranjang, tugas suami bukan hanya membahagiakan istri. Suami juga harus bisa membantu istri agar bisa menikmati hubungan intim, kalau perlu sampai mencapai klimaks.

Namun Anda mungkin bingung harus berbuat apa. Tak usah cemas, simak saja paparan tentang bagaimana membuat istri cepat klimaks seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Selasa (7/10/2014) berikut ini.

1. Mulai pelan-pelan
Pastikan Anda menggodanya terlebih dulu sebelum 'menembak' sasaran Anda. Ketika istri sudah siap, mulailah secara perlahan-lahan. Pertama, beri tekanan lembut ke klitoris istri dengan kecepatan lambat, lalu tambah kecepatan secara bertahap seiring dengan naiknya gairah istri.

Selain belajar sabar, Anda takkan rugi karena menyempatkan waktu untuk foreplay di awal bercinta dijamin akan membuat si dia lebih mudah mencapai klimaks.

2. Jangan banyak tanya

Mungkin maksud Anda ingin mendorong agar istri segera mencapai klimaks. Tapi nyatanya terlalu banyak bertanya justru membuat si dia tertekan. Bukannya cepat, ia malah tak jadi orgasme lho.

"Mencoba terlalu keras untuk mencapai klimaks adalah salah satu cara yang justru bisa membunuh orgasme," tutur Kayt Sukel, penulis buku 'This Is Your Brain on Sex'. Anda tinggal bersabar dan fokus pada indikator yang terlihat padanya, seperti napas yang memburu dan erangan, lantas biarkan ia mencapai orgasme dengan sendirinya.

3. Pertahankan kecepatan

Menurut pakar seks Danielle Harel, PhD, wanita baru bisa orgasme bila tekanan dan ritmenya bercinta tetap stabil untuk beberapa lama. Di sinilah tugas suami untuk mempertahankan ritme tersebut.

"Bila Anda tiba-tiba mengubah intensitas atau menambah kecepatan, ia justru bisa kehilangan momentum yang ia bangun untuk mencapai klimaksnya. Apalagi kalau ia mau memberi tanda seperti 'Itu dia! Jangan berhenti', maka jangan sekali-kali mencoba hal lain.

4. Jangan anggap seks itu performa

Ada sebagian pasangan yang meniru gerakan-gerakan dalam video porno untuk mencoba variasi bercinta. Namun jangan pernah anggap aktivitas intim dengan istri sebagai sebuah performa.

"Fokus saja pada apa yang ada dan bersenang-senanglah dengannya di atas ranjang. Yang seringkali membuat wanita terangsang adalah keintiman dan koneksi antarpasangan, bukan aksi-aksi konyol Anda," kata terapis seks Celeste Hirschman.

5. Matikan TV dan gadget

Bagi wanita, hubungan seksual harusnya dilakukan di ruang yang penuh privasi agar ia bisa fokus mencapai orgasme. Ini artinya matikan TV dan seluruh gadget Anda.

"Lebih baik fokus pada pasangan, atau memuaskan satu sama lain. Dan jangan paksakan untuk bisa orgasme bareng atau dua-duanya harus klimaks," tegas Hirschman. detik.com
Read Post | ulasan

100 HARI TAK MAMPU MEMANDANG WAJAH SUAMI

Isnin, 1 September 2014

wanita-sholeha
Empat tahun sudah keduanya menikah. Namun pasangan suami istri itu belum juga dikaruniai buah hati. Mulanya mereka tidak merasa ada masalah. Namun saat terdengar bisik-bisik tetangga, sang istri mulai resah. “Kok belum punya anak ya mereka. Yang punya masalah suami atau istri?” kalimat-kalimat itu sampai juga di telinga mereka.
Akhirnya suami istri itu pergi ke dokter. “Mohon bersabar pak,” kata dokter kepada pria itu sambil menyerahkan hasil lab. “Istri anda mandul dan agaknya tidak ada harapan untuk bisa hamil.”
“Kalau begitu, jangan sampaikan ini kepadanya Dok”
“Maksud Anda?”
“Saya khawatir itu akan melukai perasaannya. Dokter katakan saja kalau saya yang mandul”
“Tidak bisa begitu. Anda kan tidak ada masalah”
Cukup lama mereka berbincang, hingga pria tersebut berhasil meyakinkan dokter untuk mengatakan sesuai keinginannya.
Entah bagaimana ceritanya, tetangga-tetangga yang dulu bertanya siapa diantara suami istri itu yang bermasalah akhirnya mendengar bahwa pria itu mandul. Kabar itu juga sampai kepada kerabat mereka. Kasak kusuk pun semakin kencang. Meski demikian, rumah tangga keduanya masih bertahan. Hingga suatu hari, lima tahun setelah hasil lab itu, wanita itu tak dapat lagi bersabar.
“Sembilan tahun sudah kita berkeluarga, dan selama itu aku dapat bersabar. Sampai-sampai para tetangga kasihan melihatku dan mengatakan ‘kasihan yang wanita shalihah itu. Ia telah bersabar hidup bertahun-tahun dengan suaminya yang mandul.’ Terus terang, aku ingin menggendong anak, mengasuh dan membesarkannya. Kini aku tak dapat lagi memperpanjang kesabaranku. Tolong ceraikan aku agar aku bisa menikah dengan laki-laki lain dan mendapat anak darinya,” kata wanita itu kepada suaminya.
Sang suami dengan sabar mendengar tuntutan itu sambil menasehatinya. “Ini ujian dari Allah sayang… Kita perlu bersabar…”
Mendengar nasehat tersebut, emosi istri sedikit mereda. “Baiklah, aku akan bersabar. Tapi hanya satu tahun. Jika berlalu masa itu dan kau tidak juga memberiku keturunan, ceraikan saja aku.”
Selang beberapa hari, tiba-tiba wanita itu jatuh sakit. Hasil lab menunjukkan, ia mengalami gagal ginjal. “Ini semua gara-gara kamu,” kata wanita itu kepada suaminya yang saat itu menungguinya di rumah sakit, “Aku terus menahan sabar karenamu. Inilah akibatnya. Sudah tidak punya anak, kini aku kehilangan ginjalku.”
“Apa? Kau akan pergi ke luar negeri?” kata wanita itu dengan nada tinggi, esok harinya ketika sang suami berpamitan kepadanya. Entah bagaimana perasaannya, ia yang kini bad rest di rumah sakit harus berjuang sendiri tanpa suami.
“Ini tugas dinas, Sayang. Dan sekaligus aku akan mencari pendonor ginjal buatmu”
Beberapa hari kemudian, wanita itu mendapatkan kabar gembira bahwa telah ada seseorang yang mau mendonorkan ginjalnya. Tetapi dokter merahasiakan namanya.
“Orang itu sungguh baik, Dokter. Ia mendonorkan ginjalnya untukku tanpa mau diketahui namanya. Sementara suamiku sendiri, ia justru pergi ke luar negeri, meninggalkanku sendiri,” mata dokter yang mendengar komentar itu berkaca-kaca. Ia tahu persis siapa yang mendonorkan ginjal untuk wanita itu.
Dengan izin Allah, operasi berhasil dengan baik. Wanita itu sembuh. Dan yang lebih menakjubkan, tak lama kemudian ia hamil, lalu melahirkan seorang bayi yang lucu. Ucapan selamat datang dari kerabat dan tetangga. Kini bisik-bisik itu telah selesai. Dan kehidupan rumah tangga keduanya pun normal kembali.
Kini sang suami telah menjadi seorang panitera di pengadilan Jeddah, setelah menyelesaikan pendidikan S2 dan S3-nya. Ia juga telah hafal Qur’an dengan mendapatkan sanad riwayat Hafs dari ‘Ashim.
Suatu hari saat sang suami dinas luar, tak sengaja wanita itu menemukan buku harian suaminya di atas meja. Mungkin karena terburu-buru, sang suami itu lupa menyimpannya seperti biasa.
Betapa terkejutnya wanita itu membaca halaman demi halaman episode rumah tangga yang selama ini tak diketahuinya. Bahwa ternyata yang mandul adalah dirinya. Bahwa pendonor ginjal itu adalah suaminya sendiri. Ia pun menangis sejadi-jadinya. Hampir pingsan ia menyadari kekeliruannya selama ini. Ia yang tak tahan dan ingin minta cerai, padahal suaminya lah manusia paling sabar yang ia temui. Ia kesal dengan suaminya yang pergi saat ia operasi, padahal suaminya terbaring lemah saat itu demi menghibahkan satu ginjal untuknya.
Ketika sang suami pulang, wanita itu tak mampu memandang wajahnya. Ia tertunduk malu. Hampir seratus hari lamanya, ia terus begitu. Malu di depan pria yang paling dicintainya dan paling berjasa dalam hidupnya.
Baca Juga Yuk :
Read Post | ulasan

Ada 4 Kekhawatiran Orangtua yang Buat Sulit Merestui Hubungan Asmara Anaknya

Ahad, 24 Ogos 2014

vemale.com
Jakarta - Pernikahan tidak hanya membentuk ikatan antara dua mempelai saja, tapi juga menyatukan dua keluarga; orangtua, kakek-nenek, paman-bibi, sepupu, dan lain sebagainya. Itu yang membuat pentingnya pasangan mendapatkan restu dari keluarga, khususnya orangtua saat akan menikah.
Namun restu ini seringkali menjadi kendala bagi dua sejoli yang ingin mengikat tali pernikahan. Terkadang banyak anak yang tidak habis pikir kenapa kekasih yang dicintainya tidak disukai orangtua. Ketidaksukaan orangtua terhadap pasangan anak mereka pun ada alasannya, dikutip dari detik.com.

Psikolog Klinis dan Forensil Kasandra Putranto mengungkapkan empat alasannya yang paling umum.

1. Faktor Waktu dan Usia
Terkadang ada orangtua yang menilai anaknya masih terlalu muda dan belum siap untuk berpacaran. Ketika orangtua bersikeras anaknya untuk tidak berpacaran dulu sementara sang anak sudah memulainya, bisa menimbulkan kekhawatiran pada ayah dan ibunya. Terlebih lagi jika orangtua sudah mewanti-wanti untuk berpacaran hanya saat waktu yang tepat dan si anak melanggarnya, mereka akan lebih khawatir lagi.

2. Belum Percaya dengan Anak Sendiri
Meskipun secara usia seseorang sudah pantas untuk mulai berpacaran, halangan justru bisa datang dari sang anak sendiri. Orangtua melihat anaknya belum cukup siap untuk berpacaran karena mungkin masih manja, kekanak-kanakan atau belum bisa bertanggungjawab terhadap diri sendiri. Ketika kuliah atau pekerjaan sendiri saja belum bisa ia urusi, bagaimana jika nantinya menjalin hubungan dengan orang lain? Itu biasanya yang menjadi kekhawatiran pria...

3. Kualitas Pasangan 
Semua orangtua tentunya menginginkan yang terbaik untuk anaknya, termasuk soal pasangan hidup. Dalam hal ini kualitas-kualitas seperti karakter pribadi, intelektual, perilaku, sosial ekonomi hingga latar belakang budaya kerap menjadi pertimbangan utama para orangtua dalam menilai kekasih sang anak. Jika orangtua merasa pasangan sang anak kurang dari segala aspek, maka ia tidak bisa mempercayakan masa depan anaknya kepada orang seperti itu. 

4. Kriteria yang Telah Ditentukan Orangtua 
Ketika seorang ibu menginginkan anaknya hanya menikah dengan seorang pejabat, itu bukan sekadar karena faktor finansial. Namun mengharapkan posisi yang lebih tinggi dalam interaksi sosial. Ada pula orangtua yang menginginkan anaknya mendapatkan suami dari suku atau etnis tertentu karena dianggap lebih baik. Jadi, ketika sang anak tidak memilih pasangan yang tidak memenuhi kriteria, hubungan tersebut bisa memicu pertentangan dalam hubungan asmara. 
Read Post | ulasan
 
© Copyright suka-suka 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all